Dokter Anak
Tidak perlu diragukan lagi, menyusui telah terbukti memberikan sejuta
efek positif bagi si kecil. Menyusui sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi si kecil, membentuk kekebalan tubuhya, meningkatkan
kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah. Namun, menyusui tidak
semata-mata hanya memberikan ASI, tetapi juga membentuk suatu proses
yang penting, yaitu mother-infant bonding.
Bonding, Mengapa Penting?
Mother-infant bonding (ikatan ibu-anak) merupakan
pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu dan si
kecil. John Bowlby dengan teorinya yang terkenal mengenai attachment behavior
(tingkah laku karena kedekatan) mengatakan bahwa perilaku yang
menyebabkan seseorang dekat dengan individu tertentu secara mencolok
ditemui pada periode awal kehidupan, terutama pada 9 bulan pertama
hingga usia 3 tahun. Di sinilah pembentukan karakter seorang anak
berawal. Apabila terjadi gangguan pada proses attachment pada waktu
kritis ini, sangat mungkin pada saat dewasa timbul berbagai gangguan
tingkah laku, seperti agresif, depresi dan gangguan emosi lainnya.
Mother-infant bonding sebaiknya dilakukan sesegera dan
semaksimal mungkin setelah bayi Anda lahir. Mengapa demikian? Terdapat
suatu hipotesa yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, kandungan
hormon oksitosin (hormon penting dalam proses menyusui) pada ibu sangat
tinggi dan memicu timbulnya perasaan dan perilaku sayang kepada bayinya.
Klaus dan Kennell dalam penelitiannya membandingkan bonding
antara ibu yang diberi waktu kontak minimal 16 jam bersama bayinya
setelah lahir dengan ibu yang hanya melihat bayinya sebentar setelah
lahir, dan menyusui maksimal 3 jam per hari. Hasilnya adalah bonding
yang terbentuk antara ibu dan bayi yang diberi waktu lebih untuk
berinteraksi segera setelah lahir bersifat lebih kuat dan intens. Hal
ini dikarenakan pada golongan ini, para ibu lebih merasa ‘memiliki’,
sensitif dan responsif terhadap kebutuhan bayinya. Mereka lebih sigap
saat bayinya menangis dan cenderung melakukan banyak kontak mata pada
saat menyusui.
Rahasia di Balik Menyusui
“Breastfeeding isn’t just about milk, it is also about love.”
Menyusui tidak hanya semata-mata memberikan ASI saja, tetapi juga
membentuk ikatan sayang antara Anda dan si kecil. Suatu studi yang
dipublikasikan di Pediatrics mengatakan bahwa ibu yang menyusui
langsung lebih sensitif terhadap isyarat bayinya dibandingkan dengan
ibu yang menggunakan botol. Ibu yang menyusui juga cenderung lebih
sering menyentuh, membelai dan menatap bayinya lebih lama, sehingga
secara signifikan mempengaruhi proses bonding. Proses menyusui
juga menekan tingkat stres pada ibu. Ketika bayi mengulum puting ibu,
otak merangsang pembentukan hormon oksitosin. Hormon ini meningkatkan
aktivitas saraf parasimpatis (suatu sistem saraf manusia) yang
mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung, serta
mengurangi efek cemas pada ibu.
Proses bonding saat menyusui tidak terlepas juga dari proses skin-to-skin contact. International Childbirth Education Association
(ICEA) mengemukakan bahwa kontak kulit ke kulit ini membantu agar bayi
yang mendapat kontak kulit ke kulit juga lebih mudah ditenangkan bila
menangis dan cenderung lebih nyenyak dan tenang pada saat tidur. Sang
ibu tentunya memperoleh manfaat yang penting dari hal ini, yaitu
mempunyai jadwal tidur yang lebih baik sesuai dengan jadwal tidur bayi
dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bayinya. Manfaat lain kontak kulit
ke kulit adalah menjaga kestabilan suhu bayi dan mencegah hipotermi
(penurunan suhu tubuh). Proses ini juga mengurangi angka kejadian apnea
(henti napas) pada bayi, penurunan berat badan lahir yang tajam, dan
mengurangi stres pada saat dilakukan tindakan medis yang menyakitkan.
Semakin lama ibu menyusui, semakin sering juga kontak kulit ke kulit
dilakukan. Hal ini menimbulkan efek positif pada masa perkembangan
selanjutnya, yaitu mempercepat perkembangan lingual, sosial, motorik
kasar dan halus pada usia 1 tahun. Anak juga lebih mudah untuk dilatih toilet training dan memiliki kontrol emosional dan kognitif yang lebih baik. Ibu juga menjadi lebih suportif terhadap bayinya.
ASI memang merupakan nutrisi terbaik untuk bayi di awal kehidupan mereka. Proses menyusui atau skin-to-skin contact
melengkapi kebaikan cairan hidup itu. Ibu bekerja sering kali gagal
melakukan proses menyusui karena mereka sering hanya berfokus pada ASI
saja, padahal proses menyusui tidak kalah pentingnya. Ingatlah selalu,
proses menyusui memberikan tiga manfaat: memberi nutrisi terbaik, kekebalan, dan attachment atau stimulasi pada bayi.
Telah dipaparkan begitu banyak manfaat menyusui bagi Anda dan buah hati. Jadi…. masih ragukah Anda untuk menyusui? Referensi:
- Britton JR, Britton JH, Gronwaldt V 2006. Breastfeeding, Sensitivity, and Attachment. Pediatrics, 118 No. 5: hal 1436 -43
- Spinner MR 1978. Maternal-Infant Bonding. Can Fam Physician, 24: hal 1151-3
- Else-Quest NM, Hyde JS & Clark R 2003. Merrill-Palmer Quarterly, 49 No. 4: hal 495-517
- International Childbirth Education Association (ICEA) 2006. Skin to Skin Contact. Dilihat pada 23 Juni 2014 di
Penulis: Jennie Dianita S.
Editor: I.G.A.N Partiwi (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
sumber IDAI
salam dr anak
0 comments:
Post a Comment