Dokter Anak
1. Anak kurus karena kurang vitamin
Orang
sering berpikir, anak yang gemuk dan lincah pastilah sehat. Padahal
belum tentu, lho. Anak gemuk belum tentu cukup vitamin. Pasalnya, tubuh
yang besar relatif butuh makanan lebih banyak. "Bisa jadi, anak yang
gemuk tersebut kurang darah alias mengidap anemia."
Biasanya
pada saat lahir, anak tersebut mendapat cadangan makanan (baik zat besi
maupun vitamin) yang cukup dari ibunya. Namun seiring pesatnya
pertumbuhan, ia ternyata relatif kekurangan vitamin pembentukan darah.
Untuk itu harus mendapat tambahan asam folat, zat besi, dan vitamin C.
Sebaliknya,
anak yang kurus juga belum tentu kekurangan vitamin. Pemikiran bahwa
anak gemuk itu sehat dan anak kurus tidak sehat, tidak berlaku lagi
sekarang. "Patokannya sekarang adalah tumbuh dan kembang. Untuk
mengetahui apakah anak kita cukup ideal, bisa menggunakan alat ukur
grafik berat, tinggi dan umur yang saling dibandingkan," lanjut Ghazali.
Selain itu, faktor genetik pun bisa mempengaruhi anak menjadi kurus,
gemuk, pendek, tinggi, dan lainnya.
2. Nafsu makan hilang, cekok saja dengan vitamin
Sering,
kan, kita lihat orang tua yang sembarangan mencekokkan vitamin pada
anaknya yang sulit makan. "Mencekokkan vitamin dianggap bisa
mengembalikan nafsu makan anak. Padahal, hilangnya nafsu makan anak
disebabkan banyak hal, seperti karena sakit tenggorokan, sariawan, gigi
tumbuh, gigi copot, anak flu, atau terkena TBC," ujar Ghazali.
Pemberian
vitamin yang berlebihan justru bisa membuat anak kehilangan nafsu
makan. Terutama jika anak kehilangan vitamin C alias asam askorbat. Asam
jika dimakan berlebih akan menyebabkan perut perih. Apalagi jika anak
makan tidak teratur, bisa saja terjadi luka di lambung. Tetapi pada anak
kecil hal ini jarang terjadi.
Penyakit mag biasanya
diderita orang dewasa. Untuk itu sebaiknya mengkonsumsi vitamin sesuai
dosis wajarnya 50 mg. Jangan termakan iklan yang menyebutkan bahwa
menelan vitamin dosis tinggi (sampai 1.000 mg) bisa membantu stamina
tetap kuat dan tidak sakit-sakitan.
3. Vitamin membuat anak lebih cerdas
Vitamin
memang bisa membuat anak cerdas, namun tetapi prosesnya tentu saja
tidak langsung. Cerdas itu terjadi karena anak mengalami perkembangan.
Misalnya cepat bicara, berjalan, bermain, dan lainnya.
Lagi
pula, kecerdasan ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya
stimulasi lingkungan dan makanan bergizi. Dalam makanan bergizi, salah
satu unsurnya adalah vitamin. "Oleh karenanya, secara tidak langsung,
vitamin dapat mempengaruhi kecerdasan. Tapi perlu diingat, vitamin hanya
dibutuhkan sedikit saja oleh anak."
KREATIF OLAH SAYURAN
Sumber
vitamin terbaik adalah sayur dan buah-buahan. Sayangnya banyak anak
"berhobi" menyisihkan makanan hijau dari piringnya. Orang tua pun kerap
dibikin bingung. Segala bujuk rayu sulit menumbangkan tekad anak untuk
menolak sayur-sayuran. Jadi, bagaimana dong? Caranya sederhana, kok.
"Modal paling murah menghadapi anak dengan sikap penolakan seperti itu
cuma satu: yaitu kreativitas," kata Ghazali.
Sebaiknya,
cari dulu penyebab anak menolak sayuran. Ini bisa ditanyakan langsung
pada anak. Mungkin ia tak menyukai warna, bentuk, atau rasanya. Setelah
penyebab pastinya diketahui, bisa diakali, kan? Kalau dia tidak suka
bentuknya, kreasikan dengan bentuk lain. Misalnya diblender dan dibuat
panganan dan cetak dengan bentuk yang lucu.
Kalau ternyata anak tak suka rasanya, bisa menambahkan rasa dari makanan lain. Begitupun kalau ia tidak suka warnanya.
Misalnya
anak tidak suka warna hijau, bisa diblender menjadi sup yang lezat
dengan menambah jenis sayur berwarna dominan lain, misalnya tomat dengan
warna merah, wortel warna ungu, atau jagung berwarna kuning. "Pokoknya,
kalau orangtua kreatif, kesulitan pasti bisa diatasi," ujar Ghazali.
Perlu
diperhatikan pula cara pengolahannya. "Jangan memasak sayuran terlalu
lama, karena vitamin yang dikandungnya bisa rusak atau berkurang akibat
pengolahan yang tidak benar itu. Juga untuk buah-buahan, sebaiknya cuci
sebelum dikupas."
Jika sementara waktu anak masih belum
mau mengonsum sayuran, orang tua bisa memberinya multivitamin. Biasanya,
tiap merek multivitamin memiliki komposisi berbeda. Ada merek yang
komposisi vitamin larut lemaknya (A, D, E, K) lebih besar dari vitamin
larut air (B,C), ada pula yang sebaliknya. Untuk itu, orang tua
sebaiknya tidak memberi anak vitamin dari satu jenis merek. "Kalau
vitamin merek yang satu sudah dihabiskan, ganti penggunaan vitamin merek
lain agar seimbang," anjur Ghazali.
Namun kalau bisa,
jangan jadikan suplemen vitamin sebagai kebutuhan mendesak bagi anak.
Pasalnya, vitamin itu penting, namun kebutuhannya tidaklah banyak.
"Jadi, dengan pemberian makanan alami yang bergizi, kebutuhan itu sudah
terpenuhi." (fn/kd/tn/suaramedia.com)
salam dr anak
0 comments:
Post a Comment